PENGENALAN PONDASI (DUNIA TEKNIK SIPIL)
A. PONDASI DALAM
1. Pengertian Pondasi Dalam
1. Pengertian Pondasi Dalam
Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh dari permukaan
tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila perbandingan
antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih dari sepuluh (Df/B >10). Material pondasi
dalam bisa dari kayu, baja, beton bertulang, dan beton pratekan. Pondasi dalam dapat
dibedakan menjadi:
a. Pondasi Tiang Pancang (pile),
bahan yang digunakan pada pondasi ini diantaranya bahan kayu (balok kayu), beton (berbentuk persegi, segi tiga, maupun silinder), dan berbentuk sheet pile. Untuk memasukkan tiang pancang ke dalam bumi menggunakan alat berat, metode yang digunakan mendesakkan pile ke dalam tanah bisa hammer pile, getar, dan ditekan.
b. Pondasi bored pile,
bahan yang digunakan untuk tipe pondasi ini adalah beton
bertulang yang di cor di tempat (in situ). Pelaksanaan pondasi tipe ini
membutuhkan peralatan bor baik secara manual (diameter lubang bor max 30
Cm) maupun menggunakan mesin bor untuk membuat lubang dengan
kedalaman rencana.
c. Pondasi caisson,
tipe pondasi ini berbentuk sumuran dengan diameter yang relatif
lebih besar.
Ada banyak alasan seorang ahli geoteknik merekomendasikan penggunaan
pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain
yang sangat besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs
(seperti garis properti). Ada istilah yang berbeda digunakan untuk menggambarkan
berbagai jenis pondasi yang mendalam, termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang),
tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros dibor, dan caisson. Tumpukan
umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam lainnya biasanya
diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran.
2. Jenis-jenis Pondasi Dalam
a. Pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat
dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau
beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia
adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm,
dan 400 cm.
b. Pondasi Bored Pile
Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah dengan ke-dalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat
khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilaku-kan
pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian
dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu
dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah dibor tersebut. Pekerjaan
pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing
dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan
kembali. Jenis pondasi bore pile dipilih untuk mendukung beban bangunan
dengan mengandalkan daya dukung pondasi pada tanah keras dan hambatan lekat
yang terjadi pada permukaan tiang yang tidak rata akibat dari pengecoran di
tempat (in situ).
c. Pondasi Tiang Pancang
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah
yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang
bekerja padanya Atau apabila tanah yanmempunyai daya dukung yang
cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja
berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman
lebih dari 8 meter.
1) Jenis-Jenis Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan materialnya dan cara
pelaksanaan. Penggolongan berdasarkan kualitas materialnya dan cara pembuatannya diperlihatkan dalam Tabel 1. sedangkan penggolongan tiang berdasarkan
cara pemasangannya diperlihatkan dalam Tabel 2.
Tabel 1. Jenis pondasi tiang pancang berdasarkan materialnya
Tiang pancang yang sering digunakan untuk struktur konstruksi bangunan
gedung adalah jenih tiang pancang pracetak. Tiang pancang ini dicetak dan dicor
di industry beton pracetak, kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat ke lokasi
dan dipancangkan. Tiang pancang pracetak ini menurut cara pemasangannya
terdiri dari :
(1). Penumbukan: Pemancangan tiang ke dalam tanah dilakukan dengan cara
penumbukan menggunakan alat penumbuk (hammer) secara mekanis.
(2). Penggetaran: tiang pancang ditekan masuk ke dalam tanah sambil
digetarkan menggunakan alat penggetar (vibrator).
(3). Penanaman: memasukkan tiang kedalam tanah dengan cara melubangi
permukaan tanah terlebih dahulu sampai kedalaman tertentu, lalu tiang pancang dimasukkan, kemudian lubang tadi ditimbun tanah serta
dipadatkan lagi.
Beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan tiang pancang sesuai
dengan kebutuhan. Beberapa contoh tiang pancang berdasarkan bahan yang
digunakan yaitu:
a. Tiang pancang kayu
Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai
tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu biasanya diberi bahan
pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang
runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksud-maksud
khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan
bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi
dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang
harus menembus tanah keras atau tanah kerikil. Pada pemakaian tiang pancang
kayu ini biasanya tidak diijinkan untuk menahan muatan lebih besar dari 25
sampai 30 ton untuk setiap tiang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan material kayu sebagai
tiang pancang yaitu :
1.Kepala tiang pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala
tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat
dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang
kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan,
kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai
nagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum poer (pile cap)
dipasang.
Bilama tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen
dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus
harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong
pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan.
Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus
tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan
gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancnag paling sedikit 15 cm dan harus
diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.
2. Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk
melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh
pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar
konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang
dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup
untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
3. Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang,
memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan
membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk
memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama
pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada
sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan
bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
4. Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari
dua batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong
sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas
seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji,
sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau
profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu
membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan.
Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di
dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan
Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu:
- Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam pengangkutan
- Kekuatan tarik besar sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.
- Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah.
- Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untuk end bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
- Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut hilang
Comments
Post a Comment
Terima Kasih Sudah Mampir diblog Dunia Teknik Sipil, Mohon Support dan Dukungannya Sobat...